Senin, 20 Juni 2016

Menyikapi Berita Hoax - Day 16 Fasting

Pagi ini saya membuka salah satu grup whatsapp dan terperanjat membaca berita yang dituliskan teman. Pengumuman bahwa AA Gym meninggal dunia. Berita itu segera disusuli oleh sanggahan kawan yang lain bahwa berita itu hoax. Saya langsung membuka situs google untuk mengecek. Kata kunci yang saya ketikkan pada kolom pencarian adalah: AA Gym Meninggal Dunia. Syukurlah, berita yang muncul mengabarkan bahwa meninggalnya AA itu tidak benar. Beliau masih hidup, hanya sedang dalam kondisi tidak enak badan. Alhamdulillah, semoga kabar yang tersebar adalah petanda beliau akan selalu sehat dan berumur panjang, aamiin.

Pada masa sekarang ini di mana berita-berita hoax dan nyata berseliweran di dunia maya maupun dunia nyata, kita harus pandai-pandai memilih dan memilah mana berita yang kita percayai. Apalagi kalau hobi share-share ... wah, jangan sampai kabar yang kita sebarkan itu tidak benar. Apalagi bila menyangkut nama baik seseorang. Bisa-bisa mengundang fitnah. Sementara kita tahu bahwa fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Betul, tidak?

Di sinilah pentingnya tabayyun, atau krosscheck lagi tentang kebenaran berita yang kita dapatkan. Jadi ada beberapa tips yang hendak saya bagikan di sini untuk menyikapi berita hoax maupun tidak:

1. Baca baik-baik berita yang Anda dapatkan. Pastikan Anda memahami isi berita.
Hal ini penting, karena biasanya orang cenderung menganggap bahwa Anda serba tahu dan akan menanyai Anda tentang sesuatu yang belum ia pahami dari berita tersebut. Jadi jangan share terus lepas tangan, ya. Apa yang Anda share itu adalah tanggungjawab Anda

2. Renungkan kebenarannya. Kalau meragukan, segera kroscek. Mungkin dengan bertanya pada orang yang Anda anggap lebih tahu, atau bertanya pada Mbah Google, seperti yang saya lakukan di awal artikel ini.

3. Kalau sudah yakin seratus persen akan kebenarannya, renungkan lagi apakah artikel yang hendak Anda share itu akan lebih bermanfaat bila orang banyak membacanya? Atau cukup di keep sampai di Anda saja karena walaupun benar mungkin bisa memicu kerusuhan?

4. Share jika memang berita itu bermanfaat untuk orang banyak.

Apabila Anda sudah terlanjur membagikan artikel yang ternyata hoax, ada etikanya juga. Seperti saya sudah bilang tadi bahwa Anda nggak boleh lepas tanggungjawab. Maka Anda harus melakukan permintaan maaf dan pencabutan artikel yang sudah terlanjur tersebar tadi. Hmm, Anda tak tahu pasti sejauh mana air sudah mengalir, bukan? Masihkah sampai di muara, atau sudah bercampur aneka benda di lautan? Jadi selain minta maaf, Anda juga harus memohon ampun pada Tuhan dan berdoa agar berita yang entah sudah sampai ke mana tadi, tidak lebih jauh memberikan kemudharatan untuk orang lain.


2 komentar:

  1. sedihnya, banyak orang sekarang suka share sesuatu yg jelekin nama orang, gak mikir panjang manfaat mudaratnya

    BalasHapus

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES