Rabu, 15 Juni 2016

Hikmah dari Para Pencari Tuhan – Day 11 Fasting


Apakah Anda tahu serial Para Pencari Tuhan? Serial ini sudah sejak … entah berapa tahun yang lalu, selalu disetel di bulan ramadhan di SCTV tiap pagi pukul 03.00 dan diulang bakda maghrib. Atau disetel maghrib diulang dini hari, ya? Entahlah, pokoknya dalam 24 jam ditayangkan dua kali.



Saya selalu menonton serial ini dengan khidmat, karena relatif lebih mengena di hati ketimbang tayangan lainnya. Permasalahan yang diangkat aktual dan natural. Nggak ada adegan yang lebay atau ibu mertua yang sinis meringis mengintimidasi menantunya ala sinetron stereotype Indonesia. Pesan moralnya jelas ada namun tak menggurui. Dan yang lebih penting, dikemas dengan humor-humor yang santun.

Awalnya dulu serial ini disutradarai oleh Deddy Mizwar, namun kemudian (mungkin) berganti setelah beliau sibuk bekerja sebagai salah satu pimpinan daerah Jawa Barat. Walau demikian taste-nya tak berubah.

Nah, selama menjalankan puasa di kosan tahun ini, saya nggak pernah setel televise saat makan sahur. Kebetulan baru dini hari tadi, bu kos nyetel televisi dan ndilalahnya kok pas SCTV pas serial Para Pencari Tuhan itu.

Ada satu adegan yang membuat saya sungguh-sungguh merasa bersyukur. Aya (Zaskia Adya Mecca), divonis dokter tidak bisa melahirkan lagi, sementara di kehamilan terdahulu ia keguguran (keguguran atau anaknya meninggal, ya? Saya lupa). Aya galau. Di tengah kegalauannya ia meminta pada sahabatnya untuk bersedia menikah dengan Azzam (Agus Kuncoro), suaminya. Aya berpendapat bahwa Azzam pasti ingin punya anak. Tapi di satu sisi, Aya menyadari bahwa cinta suaminya kepadanya begitu besar. Azzam tak akan mau menikah lagi, demikian ditandaskan oleh Azzam. Tetaplah berjalan di sisiku.

Pemeran Azzam dan Aya

Hingga suatu malam, dengan hati hancur, Aya mengatakan pada Azzam:
“Aku tahu kau tak akan menikah lagi selama masih ada aku. Menikahlah lagi, Zam. Dan ceraikan aku.”
Zaskia memerankannya dengan begitu apik. Kesakitannya demikian terlukis di wajah yang bersimbah air mata.

Saya termenung dan tak terasa mengalir pula cairan bening di pipi. Ya, Allah. Mungkin bukan hanya Aya. Tapi banyak wanita di luar sana, yang masih berharap anugerah kehamilan dan selalu dalam perasaan cemas, gelisah, takut kehilangan suami. Atau mereka yang sudah divonis mandul dan sedang memupuk kesabaran untuk mengizinkan sang suami menikah lagi. Duhai sahabat, saudara sesama makhluk Tuhan, doaku untuk kalian semua.

Di situlah saya merenungi hidup saya sendiri, dengan satu anak di surga dan tiga anak yang lucu-lucu di dunia. Betapa besar anugerah Allah pada saya. Masih ditambah dengan suami yang baik dan pengertian. Maka, nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang Engkau dustakan?

Alhamdulillah ya Allah…. Ampuni hamba jika masih banyak mengeluh dan lalai bersyukur kepada-Mu.

Catatan:
Gambar diunduh dari google

2 komentar:

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES