Kamis, 09 Juni 2016

Grup Ngaji Wa, Perlukah? - Day 4 Fasting

Hari ke empat Ramadhan, nih. Bagaimana, puasanya masih aman, kan? Kalau saya masih belum mulai puasa dan H2C dengan resolusi saya yang khatam Qur'an itu. Baiklah biar tidak resah, saya nulis saja tentang grup ngaji, khusuzon grup ngaji via whatsapp.

Wow, grup ngaji via whatsapp bagaimana tuh? Siapa yang belum pernah dengar? Awal saya mendengar tentang grup ngaji via whatsapp ini adalah sekitar dua (atau tiga ya?) tahun lalu saat tengah santer-santernya program ODOJ (One Day One Juz).

Tentang ODOJ, saya cuplikkan sejarahnya dari laman onedayonejuz.org sebagai berikut:

Pada tahun 2007 muncul sebuah ide program “One Day One Juz” alias satu hari satu juz Al Quran. Pada awalnya, gerakan One Day One Juz digerakkan oleh Bhayu Subrata dan Pratama Widodo atas kesadaran dan kepedulian mereka pribadi. Perkenalan program One Day One Juz disebarluaskan dan dipublikasikan menggunakan fasilitas short message service (sms) dengan cara Bhayu mengirimkan SMS broadcast berupa nasihat tentang Quran untuk mengaji satu hari satu juz dan membuat buletin untuk disebarkan. 
Widodo, partner Bhayu, di tahun yang sama hingga 2009, membangun fanspage One Day One Juz di facebook dengan harapan program One Day One Juz bisa mengjangkau seluruh pelosok Indonesia dan seisi dunia. “Teknik mudah baca Al Quran harian yaitu dengan menggunakan rumus 2×5, membaca 2 lembar setelah sholat fardhu (5 waktu) maka Insya Allah akan khatam 1 juz dalam 1 hari. Ajak dan motivasi teman anda untuk melakukan yang sama dan buatlah komunitas One Day One Juz” yang tertulis dalam fanspage yang dirintis Widodo tersebut kini resmi menjadi fanspage ODOJ pusat.
SEJARAH PERKEMBANGAN DAN LAHIRNYA ORGANISASI & GERAKAN ODOJ
Pada tahun 2010, istilah ODOJ sampai dan dikembangkan dengan metode whatsapp yang diperkenalkan oleh sekelompok alumni mahasiswa dari perguruan tinggi di Surabaya pada bulan September, dan  dengan metode ini segenap aktivis Rumah Quran Depok juga ikut menyebarluaskannya. Metode ODOJ dengan media whatsapp ini dengan sistem ada 30 orang dalam satu grup whatsapp yang kemudian juga berkembang melalui grup dalam blackberry message (bbm). 
Kemudian tahun 2013, kabar ODOJ pun sampai pada seorang pemuda yang melihat salah satu aktifitas group ODOJ dri Aktifis Rumah Quran. Kemudian tanggal 15 Oktober 2013 mengimplementasikan program ODOJ tsb  dalam satu kelompok yang terdiri dari gabungan beberapa teman dalam kelompok liqo’(pengajian rutin) pada dengan anggota belum genap 30 orang. Pada tanggal 1 November barulah member lengkap 30 orang, sehingga lahirlah grup ODOJ Ikhwan 1 dan memulai tilawah pada 2 November 2013. 
Bismillah…dari satu grup ODOJ ikhwan 1 tersebut muncul ide-ide untuk mengembangkan ODOJ. Pada tanggal 4 November 2013, dibentuk kepengurusan ODOJ kecil dengan nama “ODOJ support team” yang mencoba mengembangkan sistem berbasis website sebagai sarana promosi ODOJ dan juga sistem whatsapp One Day One Juz (WA ODOJ) bebasis Android untuk menjaga semangat tilawah pribadi dan grup seperti program kholas awal, khatam lebih awal, reward grup, dsb. Selanjutnya pada tanggal 11 November 2013, diadakan soft launching gerakan ODOJ di Mesjid Baitut Tholibin Kemdikbud Jakarta. 
Ketika hendak membangun website dan membeli domain www.onedayonejuz.org, pengurus terlebih dahulu mencari tahu apakah domain serupa telah ada atau tidak sebelumnya. Ternyata sebelumnya sudah ada domain www.onedayonejuz.com yang dimiliki oleh Fajar dan juga telah memiliki akun @onedayonejuz di twitter. ODOJ Support Team pun bersinergi dengan Fajar dan resmilah akun twitter dan website ODOJ yang sebelumnya telah ada untuk menjadi akun dan domain resmi ODOJ.  
Tidak hanya domain, logo one day one juz yang sebelumnya telah beredar di dunia maya juga ditelusuri oleh “ODOJ Support Team” yang ternyata dirancang oleh Bhayu Subrata (www.bayubarata.blogspot.com). ODOJ Support Team pun meminta izin penggunaan logo tersebut sebagai logo resmi ODOJ.


Nah secara singkat begitulah sejarah gerakan ODOJ. Saya juga sempat bergabung dengan ODOJ, diajak oleh teman. Sekitar 2013 saya gabung di ODOJ 802 bersama 29 perempuan cantik solihah yang lain (ihiiir, saya memuji diri cantik solihah niy, aamiinn) dari berbagai daerah. Saya bergabung selama setahun kemudian saya memutuskan untuk keluar karena kesibukan.
Hikmahnya ikut ODOJ, karena di'paksa' untuk baca sehari satu juz, selama satu tahun (walau sering ngutang juz), Alhamdulillah bacaan saya jadi lancar. Walau saya sudah tak tergabung di ODOJ, namun saya masih berusaha tilawah Al Qur'an setiap hari, kadang selembar dua lembar.

Hingga kemudian saya ikut masuk ke sebuah grup ngaji lagi. Bukan ODOJ, tapi independen dengan sistem lapor seperti ODOJ. Target baca perhari hanya 2,5 lembar Al Qur'an ditambah lapor ibadah tahajud dan dhuha. Jumlah pesertanya hanya 20 orang, tapi justru karena jumlahnya sedikit, maka hubungan kami menjadi lebih dekat dan akrab.

Kalau ditanya perlu apa enggak grup ngaji, ya tergantung dari mana kita memandangnya. Bagi sebuah grup ngaji berisi teman-teman putri yang rajin beribadah tentu membuat motivasi ibadah semakin menyala, berkobar, tak pernah padam. Kalaupun iman lagi turun, teman-teman dalam grup senantiasa siap menyemangati lagi. Tidak usah berpikir terlalu jauh bahwa ngaji rame-rame itu bid'ah, atau dekat dengan riya' atau kumpulan orang-orang sok pamer. Cukup berpikir bahwa inilah salah satu bentuk anjuran dalam Qur'an ... Fastabikhul Khairat, atau berlomba-lomba di dalam kebaikan. Alhamdulillah. Insyaa Allah. Aamiin.


Catatan: semua gambar bersumber dari google

1 komentar:

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES