Rabu, 20 Juli 2016

Puisi

Untuk ke sekian kalinya dalam umurku yang tak lagi muda, aku mencoba memilah-milah kembali isi hati, yang baru saja dilanda embusan angin masa silam
Angin yang sejuk namun dingin membekukan, kadang panas menyakitkan
Kenangan yang merajam-rajam hati memutuskan untuk tenggelam atau segera beranjak dan pergi
Kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan, namun terlalu kejam untuk direnggut dan dihidupkan kembali
Jangan...
Biar saja...
Biar terkubur semua
Aku dan kamu tak lagi belia, dan cinta kita tak lagi sama, andai kita paksakan pun tak mungkin bahagia
Biarlah semua kenangan kembali dalam album masa
Suatu saat mungkin kita kembali menengok ke belakang, namun dengan pemaknaan yang berbeda
Relakan...
Ikhlaskan...

Selasa, 19 Juli 2016

Aku Ingin (Sapardi Djoko Damono) - Belajar Memahami Puisi

Saya sedang belajar tentang puisi. Dan ini puisi pertama yang saya pelajari, karya Sapardi Djoko Damono

Pak SDD dan bukunya

Sapardi Djoko Damono adalah maestro puisi Indonesia. Lahir 20 Maret 1940, di Surakarta. Masa sekolahnya dihabiskan di Surakarta, kemudian ia menjalani studi Sastra di Universitas Gadjah Mada. Sejak 1974 beliau mengajar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Sejak masa sekolahnya, beliau sudah banyak mengirim karya ke berbagai majalah. Pernah menjadi redaktur pada majalah "Horison", "Basis" dan "Kalam".

Sajak-sajaknya sederhana dan banyak diilhami oleh unsur alam seperti hujan, bunga, daun.

Berikut salah satu sajaknya yang populer:

AKU INGIN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Komentar:
Puisi yang sangat indah dan sarat makna. Saya mencoba memahami puisi ini dengan browsing internet dan menemukan bahwa semua orang bebas memaknai sebuah puisi. Banyak sekali yang sudah mencoba menganalisis puisi ini dari sudut pandangnya sendiri-sendiri. Sebagian besar memaknai bahwa puisi ini adalah tentang cinta yang tak menuntut balasan, bahkan rela berkorban walau yang dicintai menyakitinya hingga hancur. Apakah demikian juga yang dimaksud Sapardi saat membuat puisi ini? Entahlah...semoga nanti saya mendapatkan info terpercaya kutipan dari si penyair sendiri.

Saya sendiri memaknai bahwa kata 'sederhana', ternyata bisa demikian 'rumit'.

Hehe, apakah mengecewakan pemaknaan saya? Harap maklum, walau waktu SD saya suka menulis puisi, baru sekaranglah saya tertarik untuk belajar puisi, karena putri saya yang kelas 6 SD mulai tertarik menulis puisi dan pernah menang lomba puisi antar kelas di sekolahnya. Maksud saya, untuk menyupport si sulung, saya juga harus paham benar tentang puisi. Belajarnya bagaimana, ya dari mempelajari puisi-puisi karya penyair Indonesia maupun luar.

Keprihatinan
Ada satu keprihatinan saya ketika mempelajari puisi karya Pak Sapardi ini. Mengapa? Yaitu banyaknya orang salah kaprah dan menganggap bahwa 'Aku Ingin' adalah karya Kahlil Gibran. Wah, kok bisa gitu, ya? Di mana kesalahan bermula? Entahlah. Yang jelas, saya harap bila Anda membaca postingan saya ini dan menemukan postingan salah kaprah, Anda bisa mengoreksi kesalahan tersebut.

Jumat, 01 Juli 2016

Puisi : Antara aku, kau dan dia

Jika aku adalah penderita batuk parah, maka kau adalah semangkuk es krim. 
Manis, lembut, dingin dan menyegarkan
Aku tau menikmatimu akan sangat mengurangi dahagaku
Dan menerbitkan seluruh gairahku
Namun itu hanya sesaat
Berikutnya serangan batuk parah akan menyerangku
Seluruh tubuhku akan menggigil pilu
Lalu kaku
Dan 'aku' akan melayang membawa dosa tak terampunkan

Jika aku adalah penderita batuk parah, maka dia adalah permen jahe atau segelas air lemon hangat
Kehadirannya menenteramkan seluruh jiwaku
Menyembuhkan batukku secara perlahan
Menerbitkan senyumku
Mencerahkan hari-hariku
Lalu jika aku sudah sembuh, mungkin sesekali aku juga bisa menikmati es krim
Tapi air lemon hangat masih menjadi pilihan utamaku
COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES