Judul buku : Gadis Berbunga Kamelia
Penulis :
Alexandre Dumas Jr
Penerbit :
Bentang
Tahun terbit : Cetakan I, 2009
Tebal :
319 halaman
ISBN :
978-979-1227-47-6
Sebuah roman sastra biasanya ditulis
dengan kalimat yang sederhana dan indah. Berisi kisah yang walau fiksi namun
terasa nyata karena merupakan hasil renungan sang sastrawan/sastrawati tentang
suatu peristiwa dan pandangan hidupnya pada peristiwa itu.
Novel Gadis Berbunga Kamelia, awalnya
saya beli karena tertarik pada judulnya. Penasaran pada frasa bunga Kamelia
yang tersemat. Kenapa? Karena putri bungsu saya namanya Kamelia. Dengan alasan
sentimentil ini saya mengawali membaca novel karya Alexandre Dumas Jr ini,
seorang sastrawan Perancis terkenal pada zamannya. Novel La Dame aux Camelias
(judul dalam bahasa aslinya) telah diadaptasi ke dalam lebih dari 20 film layar
lebar. Wow.
Novel ini mengkisahkan seorang perempuan
penghibur yang sangat cantik bernama Marguerite Gautier, khususnya mengenai
sepotong kisah cinta dalam sepenggal akhir masa hidupnya bersama seorang pemuda
bernama Armand Duval. Marguerite yang cantik sangat menyukai bunga Kamelia,
karena itu ia juga terkenal dengan julukan wanita bunga kamelia. Walau telah
menjajakan cinta ke banyak lelaki kaya dalam hidupnya, saat ia berhubungan
dengan Armand Duval, Marguerite telah memutuskan untuk hijrah dari masa lalunya
yang kelam. Ia berusaha melunasi semua utangnya, untuk kemudian hidup bahagia
bersama Armand yang penghasilan tahunannya
tak terlalu besar. Tidak terlalu besar untuk gaya hidup Marguerite
sebelumnya yang bergelimang kemewahan, namun cukup untuk hidup mereguk
kebahagiaan bersama, dalam sebuah rumah kecil di pedesaan. Sangat romantis. Demikian
juga untuk Armand, cinta Marguerite adalah cinta yang tak ingin ia bagi dengan lelaki
lain. Walau demam asmara telah membuatnya lupa mengunjungi ayah dan adiknya,
namun ia sudah merencanakan masa depan yang indah bersama Marguerite.
Benar, menjadi seorang wanita penghibur
bukan berarti lalu ia tak berhak untuk bahagia. Marguerite sangat berhak untuk
bahagia. Namun masa lalu kelam tak akan dapat terhapus begitu saja oleh satu
upaya mulia Marguerite dan Armand demi cinta mereka. Sesuci apapun cinta
mereka, tak akan dapat menghapus kesan yang tertanam di benak orang-orang yang
menganggap diri mereka paling suci. Walaupun ia seorang wanita penghibur,
Marguerite masih punya harga diri sehingga ia rela meninggalkan Armand demi
permohonan seorang ayah yang khawatir pada masa depan anak-anaknya. Hingga di
akhir masa hidupnya, Marguerite harus mengalami penderitaan-penderitaan yang ia
tanggung dengan sangat tabah dan ia harapkan menjadi penghapus semua
dosa-dosanya di masa silam.
Seperti kata si penulis di akhir cerita,
tak semua wanita penghibur memiliki ketulusan hati seperti yang dimiliki
Marguerite. Marguerite, adalah sebuah pengecualian. Karena jika ia bukan
pengecualian, maka ia tak layak untuk dituliskan.
Siapapun termasuk saya pasti sebal dan
mengutuk pekerjaan sebagai wanita penghibur, namun membaca novel ini saya
menangis membayangkan penderitaan Marguerite. Ia hanya wanita penghibur yang
masuk dunianya karena impitan kemiskinan. Ia mungkin lebih terhormat daripada
pelakor. Ia mencintai tanpa berharap memiliki, sedangkan pelakor merampas kebahagiaan
orang lain.