Senin, 21 November 2016

Ketika Lagu Bisa Demikian Menyentuhmu

Selama ini saya menyanyi dalam kadar penghayatan yang sedang-sedang saja. Yah boleh dikata agak lebay dikitlah. Contohnya sewaktu saya menyanyikan lagu nasional "Tanah Airku". Walaupun saya belum pernah pergi jauh, belum pernah jalan-jalan di banyak negeri, tapi saya tetap mewek jika menyanyikan lagu tersebut dengan serius. Ini penggalan lagunya: ...."Walaupun saya, pergi jauh. Tidakkkan hilang dari kalbu. Tanahku yang kucintaiii. Engkau kuhargaiii. Adapun lagu-lagu cinta, tidak pernah memberi efek yang gimana gitu buat saya. Mungkin saya memang tidak romantis? Entahlah. Tapi kemudian perjalanan hidup saya mengantarkan saya pada satu pemahaman bahwa lagu memang bisa membawa manusia yang mendengarkannya terbang di awang-awang, atau terpuruk dalam kesedihan, atau bergelora dalam semangat,...

Senin, 19 September 2016

Membuat E-KTP

Pagi ini saya diantar suami pergi ke kecamatan Biringkanaya, untuk mengurus pembuatan E-KTP. Karena beberapa minggu sebelumnya suami sudah pernah mengurus, jadi saya sudah tahu persyaratan apa yang harus disiapkan. Syaratnya mudah, yaitu fotokopi kartu keluarga dan fotokopi ijazah terakhir. Kami langsung berangkat setelah absen di kantor. Belum pukul 08.00 ketika kami tiba di kecamatan, tapi yang mengantri terlihat mulai ramai. Suami memasukkan berkas dan kemudian kami duduk berdua menunggu nama saya dipanggil. Tak sampai satu jam (kayaknya nggak sampai satu jam, tapi perasaan lama banget karena saya sampai ngantuk-ngantuk), nama saya dipanggil dan saya segera masuk. Saya mendapatkan nomor...

Jumat, 02 September 2016

Jangan Menolak Tua

Semingguan ini punggungku terasa panas. Bukan, bukan karena kelamaan duduk menghadap laptop menyusun laporanku yang tertunda. Kalau karena hal itu, biasanya muncul saat aku sudah tiga jam duduk. Tapi ini … panas punggung terasa mulai dari saat aku bangun tidur sampai aku tidur lagi. Pas tidur nggak terasa lagi. Ya iyalah. * Aku sudah diskusi dengan bidan pribadiku, ciee, bidan pribadi. Benar, temanku, sahabatku Dyah yang jadi bidan di pelosok Tuban, sudah kutahbiskan menjadi penasihat medis pribadiku. Terserah dia keberatan atau tidak, wong konsulnya juga hanya sebatas ngobrol di WA. Hahaha. Nah, bidan manis itu sudah setengah memaksaku minum simvastatin untuk kolesterolku. Tak apa...

Minggu, 28 Agustus 2016

Memulai Olah Raga Lari: Jurnal Minggu 28 Agustus 2016

Aku lari lagi. Ya, harusnya dua hari sekali, tapi aku baca di sebuah artikel, tak apa lari lima kali dalam seminggu untuk pemula. Sedangkan Murakami bilang, ia berlari setiap hari. Murakami? Dia penulis terkenal dari Jepang dan sekaligus pelari yang tangguh. Aku terinspirasi dari dia juga saat memulai olah raga lariku. Kapan-kapan kuceritain tentang bukunya Pak Murakami tentang lari. Soalnya aku belum khatam baca buku itu. Kali ini aku keluar rumah pukul 05.30 dan memutuskan untuk ke jalur utara. Seperti biasa aku pemanasan sejenak dan kulihat seorang pelari berkaus hitam lari ke arah utara. Wow, ini pertama kalinya aku melihat ada teman berlari di sepanjang jalan Palagan ini. Dan itu membuatku...

Memulai Olah Raga Lari: Jurnal Sabtu, 27 Agustus 2016

Hari ini aku mulai lari saat sinar matahari mulai menerangi bumi, tepatnya pukul 05.30 pagi. Rute kuubah ke arah selatan, jalanan menurun. Rencana jalan kaki full 30 menit. 15 menit turun, dan balik 15 menit kemudian. Lho kok jalan kaki? Ya, walaupun agak berubah dari rencana awal (niat lari pagi), tapi hari ini aku mau membuktikan ucapan temanku bahwa aku sebenarnya nggak usah lari tapi cukup jalan kaki selama 30 menit asal rutin dan itu sudah mengeluarkan keringat. Oke. Aku jalan seperti yang kumau dan lumayan jauh juga walau tidak mencatat waktu. Apakah selama 30 menit itu aku berkeringat? Ya, ternyata memang berkeringat, walau nggak terlalu yang gimana gitu. Hanya sumuk sithik, kata orang...

Rabu, 24 Agustus 2016

Tiga Hari Penuh Cinta: Rehat Lari, Cheating, Reunian

Hari ini Selasa (23 Agustus 2016) dan mulai hari Jumat kemarin (lima hari) aku belum lari lagi. Astaga, ada godaan apa? Kamis malam aku berangkat ke Malang dengan tujuan selama tiga hari: Jumat, Sabtu, Minggu aku akan menemani orangtuaku sebelum mereka berangkat haji. Sebenarnya niat untuk lari ada, bahkan aku bawa training dan kaus lariku. Jumat pagi (19 Agustus 2016) jam empat, aku sampai di Malang dan melirik rak sepatu. Ada sepatu Mamaku yang bisa dipinjam. Tapi subuh itu Mamaku minta diantar jalan-jalan sekalian belanja. Aku nggak kepikiran ganti sepatu bahkan ganti bajupun tidak. Langsung temani Mama jalan-jalan pagi. Aku lari-lari kecil di sebelah beliau, walau hanya pakai sendal jepit. Jumat...

Memulai Olah Raga Lari: 24 Agustus 2016

Setelah enam hari tidak lari, aku memulai lari lagi. Dan kali ini ada hal fatal yang lupa kulakukan, yaitu minum segelas-dua gelas air putih sebelum berlari. Akibatnya apa ... aku kehausan di dua ratus meter pertamaku, hahaha. Kerongkongan terasa kering dan aku memutuskan untuk berjalan saja, namun memanjangkan jarak tempuh. Oya, aku juga menemukan palang petunjuk bahwa ke arah utara ada sebuah mini market, sejauh satu kilometer. Berarti seandainya aku dapat mencapai mini market tersebut, aku akan berlari atau berjalan sejauh dua kilometer tiap pagi. Pagi itu aku nggak nyampai di mini market, hanya sampai di palang petunjuk berikutnya bahwa mini market tersebut masih 500 meter di depan, lalu...

Senin, 22 Agustus 2016

Mengantar Orang Tua Pergi Haji

Akhirnya orangtuaku pergi haji, alhamdulillah. Perjalanan spiritual mereka tak pernah aku ketahui secara pasti, tapi yang jelas orangtuaku bukanlah orang yang sangat religius. Pada saat aku kecil, mereka memang menyuruhku mengaji dan sholat, tapi tak pernah memaksa, bahkan membiarkan ketika aku mandeg mengaji dan malas-malasan sholat. Kedua orangtuaku sholat juga tapi bukan merupakan kaum putih yang sholat lima waktu sehari kemudian aktif ke masjid. Ketika aku tumbuh dewasa, aku belajar sendiri mengaji secara otodidak maupun dengan guru. Dan sholatku juga kuperbaiki sendiri walau sampai detik ini aku belum bisa membanggakan diri sebagai ahli sholat. Dalam doaku selalu kusebut nama kedua orangtuaku...

Memulai Olah Raga Lari: (4) Tanda-tanda Kolesterol Tinggi

Hari ini adalah hari off saya berlari. Jadi saya akan posting segala hal yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan program lari saya. Kali ini saya mau membicarakan tentang pemicu mengapa saya jadi memutuskan untuk berlari. Yap, itu adalah karena kadar kolesterol dalam darah saya yang sudah melewati ambang batas normal. Kebetulan saya dapat broadcast di grup whatsapp tentang tujuh tanda kolesterol tinggi. Setelah saya cermati ternyata enam dari tujuh tanda tersebut ternyata memang ada di saya. Astaghfirullah... Berikut saya sarikan ke tujuh tanda-tanda tersebut. 1. Sering kesemutan     Sering kesemuta merupakan pertanda aliran darah tidak lancar sehingga ada syaraf...

Selasa, 16 Agustus 2016

Memulai Olah Raga Lari: (3) Hari yang Berbeda

Hari ini aku mulai lagi berlari. Tak lama setelah adzan subuh berhenti, aku bersiap-siap. Di luar langit sudah tak segelap dua hari yang lalu saat aku memulai olah raga lariku. Aku pemanasan sekadarnya lalu mulai jalan santai pelan-pelan. Laundry seberang jalan sudah buka dan ada dua ibu-ibu pulang dari masjid sedang berbincang di pinggir jalan. Kedua ibu itu lalu berpisah dan salah satu mendekat padaku lalu menyapa. Ooh, rupanya dia adalah ibu-ibu yang punya warung depan kantor, tempat aku sering membeli snack. Lalu kami ngobrol sekadarnya sampai tiba depan rumahnya dan ia masuk. Aku meneruskan berlari-lari kecil. Ke arah utara. Ruteku kali ini tetap, kutambah beberapa meter ke depan. Hawa...

Senin, 15 Agustus 2016

Memulai Olah Raga Lari: (2) Apa Yang Harus disiapkan

Hari ini adalah hari kedua menjalani keputusan saya untuk mulai berlari. Tapi saya rehat lari. Lhoh. Kok rehat, sih? Waah, niatnya kurang kuat pastiii. Eehhh tenang saudara-saudara, tenang dulu. Niat saya masih sekokoh baja. Saya bahkan mencari web-web yang bisa membantu saya untuk berlari dengan baik. Sampailah saya di situs dunialari.com yang mottonya Portal Lari #1 di Indonesia. Wih, keren, toh? Dan ada beberapa hal yang saya rangkumkan di sini, dan menjadi alasan juga kenapa saya tidak berlari hari ini. Berikut adalah apa yang harus disiapkan seorang pelari pemula: 1. Tentu saja kita butuh sepatu lari. Sepatu khusus buat lari, ya, biar kaki nggak sakit. Pergilah ke toko olah raga dan bertanya...

Minggu, 14 Agustus 2016

Hari-hari Penting Bulan Agustus

Salah satu point dalam menembus kolom opini adalah menulis sesuatu yang sedang 'in'. Yang sedang 'in' itu bisa kasus yang sedang hangat, atau sesuatu yang diperingati secara tetap tiap tahunnya. Kali ini saya merangkumkan hari-hari penting di bulan Agustus untuk Anda. 1     = Hari ASI Sedunia 5     = Hari Dharma Wanita Nasional 8     = Hari Ulang Tahun ASEAN 9     = Hari Masyarakat Adat (internasional) 10   = Hari Veteran Nasional, Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 12   = Hari Remaja (internasional) 14   = Hari Pramuka 17   = Hari Kemerdekaan Indonesia 18   = Hari Konstitusi RI 19   = Hari Departemen Luar Negeri Indonesia 21   = Hari Maritim Nasional Ada yang mau menamb...

Memulai Olah Raga Lari: (1) Niat yang Kuat

Hari ini adalah pertama kalinya aku lari pagi lagi, setelah entah berapa tahun aku tidak berlari. Mengapa berlari? Tak lain adalah karena alasan kesehatan saja. Dua minggu lalu aku periksa darah dan menemukan bahwa kadar kolesterol totalku 255, lumayan jauh dari ambang batas normal: 200. Seperti biasa aku menolak minum obat penurun kolesterol, tapi mulai berpikir apa yang harus kulakukan untuk menurunkan si koles yang nakal itu. Yang kupikirkan tentu saja diet mengurangi gorengan, lemak, santan dan berbagai penganan enak lainnya. Memperbanyak asupan air putih dan tentunya olah raga. Sebenarnya olah raga senam ringan sudah kulakukan dua mingguan ini, tapi aku mau lebih serius sehingga aku memutuskan...

Sabtu, 13 Agustus 2016

Sahabatku, Inspirasiku

                Pertama kali aku mengenalnya kurang lebih dua tahun yang lalu, dalam sebuah acara kopdar Ibu-ibu Doyan Nulis Jogjakarta (IIDN Jogja). Dia masih baru. Mengenalkan dirinya dengan lembut dan bercerita tentang sebuah ide tulisan. Sebuah ide yang sangat cemerlang, dan pasti laku dijual.                 Seiring bersamanya waktu, ternyata takdir mengikat kami dalam sebuah pertemanan yang lebih erat. Aku mulai mengenalnya makin dekat. Memahami passionnya dalam kegiatan-kegiatan sosial, dan mengagumi pengetahuannya yang luar biasa tentang Jepang. Dia mengenalkan aku dan...

Rabu, 20 Juli 2016

Puisi

Untuk ke sekian kalinya dalam umurku yang tak lagi muda, aku mencoba memilah-milah kembali isi hati, yang baru saja dilanda embusan angin masa silam Angin yang sejuk namun dingin membekukan, kadang panas menyakitkan Kenangan yang merajam-rajam hati memutuskan untuk tenggelam atau segera beranjak dan pergi Kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan, namun terlalu kejam untuk direnggut dan dihidupkan kembali Jangan... Biar saja... Biar terkubur semua Aku dan kamu tak lagi belia, dan cinta kita tak lagi sama, andai kita paksakan pun tak mungkin bahagia Biarlah semua kenangan kembali dalam album masa Suatu saat mungkin kita kembali menengok ke belakang, namun dengan pemaknaan yang berbeda Relakan... Ikhlaskan....

Selasa, 19 Juli 2016

Aku Ingin (Sapardi Djoko Damono) - Belajar Memahami Puisi

Saya sedang belajar tentang puisi. Dan ini puisi pertama yang saya pelajari, karya Sapardi Djoko Damono Pak SDD dan bukunya Sapardi Djoko Damono adalah maestro puisi Indonesia. Lahir 20 Maret 1940, di Surakarta. Masa sekolahnya dihabiskan di Surakarta, kemudian ia menjalani studi Sastra di Universitas Gadjah Mada. Sejak 1974 beliau mengajar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Sejak masa sekolahnya, beliau sudah banyak mengirim karya ke berbagai majalah. Pernah menjadi redaktur pada majalah "Horison", "Basis" dan "Kalam". Sajak-sajaknya sederhana dan banyak diilhami oleh unsur alam seperti hujan, bunga, daun. Berikut salah satu sajaknya yang populer: AKU INGIN Aku ingin mencintaimu...

Jumat, 01 Juli 2016

Puisi : Antara aku, kau dan dia

Jika aku adalah penderita batuk parah, maka kau adalah semangkuk es krim.  Manis, lembut, dingin dan menyegarkan Aku tau menikmatimu akan sangat mengurangi dahagaku Dan menerbitkan seluruh gairahku Namun itu hanya sesaat Berikutnya serangan batuk parah akan menyerangku Seluruh tubuhku akan menggigil pilu Lalu kaku Dan 'aku' akan melayang membawa dosa tak terampunkan Jika aku adalah penderita batuk parah, maka dia adalah permen jahe atau segelas air lemon hangat Kehadirannya menenteramkan seluruh jiwaku Menyembuhkan batukku secara perlahan Menerbitkan senyumku Mencerahkan hari-hariku Lalu jika aku sudah sembuh, mungkin sesekali aku juga bisa menikmati es krim Tapi air lemon hangat masih menjadi pilihan utama...

Senin, 27 Juni 2016

Hidangan ala Jawa dan ala Bugis beraroma PUASA dan LEBARAN - Day 22 Fasting

Hmmm, setelah kemarin mengulik tentang kue lebaran yang biasa saya makan, sekarang saya akan menampilkan beberapa masakan yang biasa saya makan di rumah orangtua saat lebaran. Dan hidangan yang pernah saya makan saat buka puasa di Bone, di rumah kakak ipar. Tapi no resep yaaa. Here we go.... HIDANGAN ALA JAWA Opor Ayam Gurih Sambel Goreng Ati Lontong atau Ketupat Brongkos Pedes Telur Asin dari Brebes Es Jelly Krupuk Rambak Satu piring lengkap sajian lebaran yang menggiurkan HIDANGAN ALA BUGIS Ayam Nasulikku' (ayam masak lengkuas) Ayam bumbu merah Sokko'/Songkolo' (ketan) Burassa (sejenis lontong tapi ada rasa gurih...

Minggu, 26 Juni 2016

Aroma Nastar - Day 21 Fasting

Tak terasa sudah hari ke-21, dan target-target Ramadhanku belum lagi tercapai. Tadarus masih jalan terus walau belum bisa tancap 2 juz perhari. Ngafalin surat baru sampai separuh. Tahajud-dhuha, sudah lumayan rutin walau tak setiap saat juga. Tapi better dibanding sebelum Ramadhan. Semoga akhir Ramadhan, target khatamku tercapai, aamiin... Hari ke-21 pasti ibu-ibu sudah banyak yang mulai bikin-bikin kue lebaran. Hmm, di era yang serba praktis ini tentu ada yang memanfaatkan kemudahan dengan langsung membeli di toko, ya? Tapi kalau kue bikin sendiri, tentu kesannya akan jauh berbeda. Demikian saya rasakan saat kecil, karena Mama saya selalu bikin kue lebaran dengan penuh suka cita. Dan di siang...

Masih Demam Cak Nun – Day 20 Fasting

Yaa, artikel kali ini masih bicara tentang Cak Nun yang mendadak saya kagumi. Kemarin siang saya sempat singgah Toga Mas. Begitu masuk lima langkah, menengok ke kiri, berjajar karya Cak Nun di rak tinggi (sepertinya dicetak ulang). Jelas saya singgah lihat-lihat dong. Mungkin kalau paginya saya nggak nonton kyai kanjeng, saya hanya akan melewatinya saja tanpa ada keinginan mendekat. Dan apakah saya beli bukunya? Ooh, tentu. Saya ambil yang paling tipis. Judulnya: “Kagum Kepada Orang Indonesia”. Tapi saya belum baca, jadi tak hendak bercerita tentang isi buku itu sekarang. Malamnya saya traweh di masjid kampung. Seolah kompak dengan aura-aura Cak Nun dalam batas kesadaran saya, kultum...

Jumat, 24 Juni 2016

Emha Ainun Najib di Sahurku – Day 19 Fasting

Sahur pagi ini sangat istimewa. Semua bermula ketika saya bawa piring makan saya di depan televisi dan melihat ibu kos sedang khusyuk menonton acara pengajian Kyai Kanjeng. Pengajian malam-malam Cak Nun di sudut Jogja yang ditayangkan ulang saat sahur di AdiTV. Bu Kos masih ngadepi TV (duduk dekat banget dengan televisi), ketika kusapa, “Wah, ibu suka nonton pengajiannya Cak Nun?” tanyaku heran. Ibu tersenyum. “Ya, baru ini kok, Mbak. Ini yang nikah sama Novia Kolopaking itu kan, Mbak? Kok sudah tua, ya?” Hahaha, ternyata bu kos lagi kepo toh. “Iyalah, Bu. Dulu nikah sama Novia juga kan sudah tua, sudah duda,” sahutku. Wah, pagi-pagi jadi nggibahin Cak Nun, nih. Astaghfirullah. Maaf...

Rabu, 22 Juni 2016

Cinta Anak Laki-laki kepada Ibunya – Day 18 Fasting

Seorang laki-laki harus menomorsatukan cinta dan patuh kepada ibunya, sedangkan seorang perempuan harus menomorsatukan cinta dan patuh pada suaminya setelah ia menikah (sebelum menikah tentunya pada orangtua). Demikian Islam mengajarkan, walaupun dalam praktiknya mungkin banyak tidak sesuai dengan teori. Seorang lelaki kadang terlalui mencintai istrinya hingga menafikan ibunya. Seorang perempuan demikian tunduk pada orangtua hingga mengabaikan suaminya. Seharusnya pakem di atas tidak mengakibatkan seseorang itu menjadi berat sebelah. Karena kitapun dianjurkan untuk berlaku adil. Seorang ibupun harus mengerti sebatas mana ia harus mencintai anak lelakinya. Tentu ia mencintai anaknya...
COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES