Rabu, 24 Agustus 2016

Tiga Hari Penuh Cinta: Rehat Lari, Cheating, Reunian

Hari ini Selasa (23 Agustus 2016) dan mulai hari Jumat kemarin (lima hari) aku belum lari lagi. Astaga, ada godaan apa? Kamis malam aku berangkat ke Malang dengan tujuan selama tiga hari: Jumat, Sabtu, Minggu aku akan menemani orangtuaku sebelum mereka berangkat haji. Sebenarnya niat untuk lari ada, bahkan aku bawa training dan kaus lariku.

Jumat pagi (19 Agustus 2016) jam empat, aku sampai di Malang dan melirik rak sepatu. Ada sepatu Mamaku yang bisa dipinjam. Tapi subuh itu Mamaku minta diantar jalan-jalan sekalian belanja. Aku nggak kepikiran ganti sepatu bahkan ganti bajupun tidak. Langsung temani Mama jalan-jalan pagi. Aku lari-lari kecil di sebelah beliau, walau hanya pakai sendal jepit.

Jumat ini aku berencana ketemu teman-teman lama di Malang. Pagi aku ketemu sahabatku SMP, Mulyaningtyas yang biasa kupanggil Tyas. Tyas datang ke rumah bersama putri bungsunya, Vania. Kami ngobrol seru sambil lihat-lihat foto jadul. Lalu seperti biasa wefie sambil tak habis-habis ketawa. Ini wefie kami yang fenomenal.



Siang hari aku berencana makan siang di dekat rumah, ditemani sahabat yang lain. Kali ini aku hanya makan salad buah dan minum jus strawberry, demi kesehatan, walaupun saladnya full mayo, hmm dan jusnya terlalu manis (lupa minta gulanya dikurangi). Lalu aku pergi ke Matos, beli sebuah buku tentang sesuatu yang sudah lama ingin kubaca. Baru sekitar setengah jam di Matos, ponselku bunyi. Kakak tercinta menelepon mengatakan bahwa ia ada di rumah dan sudah memesan bakso langganan buat aku. Hmmm, sebenarnya bakso adalah makanan yang harus kupantang, tapi tak apalah cheating kali ini. Aku meluncur pulang. Di mikrolet sahabatku waktu kuliah menghubungi dan berjanji akan datang ke rumah.

Sampai di rumah sudah menunggu sebungkus bakso rudi (nama yang jual itu rudi). Aku sengaja tak memakannya tapi menunggu sahabatku datang agar kami bisa makan semangkuk bakso berdua, ahahahaaa. Romantis atau ngirit atau pelit...huahaha.
Dan datanglah sahabatku itu ke rumah, lalu ngobrol seru, makan bakso dan wefian lagi. Hmm, wefienya burem-burem, gak usah diaplotlah. Niy kalau sahabatku itu baca pasti protes karena fotonya gak diaplot ... hihihi. Sabar say, kau tlah teraplot di hatiku, huhuy....

Sabtu bukan jadwal lari. Pagi datang temanku membawakan hadiah untuk Mamaku. Yang ini lupa foto. Dan ia juga hanya sebentar singgah di rumah, karena mau buru-buru arisan sesama dosen perikanan, jiahh. Salam ya, Wik ... buat Pak Agus dan Pak Ismadi (disampaiin nggak?), dan terima kasih untuk hadiah buat ibuku ... kapan-kapan aku yaa yang dikasih hadiah, hehehe.

Siangnya datang sahabat sebangku waktu di kelas 1 SMA, Elfin. Ngobrol seru dan cekikikan terlebih saat hendak wefian, baru kutahu ia gaptek mengoperasikan ponselnya sendiri. Ngakak kami gak jadi selfie ... lha wong aku juga gaptek dan kebetulan PLN hari itu lagi rajin bener-benerin kabel, sehingga ponselku mati seharian karena gak bisa dicharge. Selepas temanku pergi, aku buru-buru siap-siap ke bhaswara kafe, janjian sama temen-temen SMA yang mau ngobrolin rencana reuni Desember. Ini nih ada fotonya.



Pulang dari bhaswara aku siap-siap membantu orangtuaku yang lagi ada tamu. Bikinin minum, ngeluarin kue, lalu ikut-ikut ngingetin apa yang harus mereka siapkan untuk dibawa ke tanah suci. Pukul 02.00 dini hari, aku nganter mereka ke agen "Saudaraku" berangkat naik bus ke Surabaya - Jakarta - Jeddah. Pulangnya aku langsung tidur bareng kakak tercinta dan ponakan di rumah mereka di Villa Tidar Indah.

Tidur pukul 03.00 tak membuatku kebablasan, karena otomatis pukul 06.00 aku terbangun dan melihat kakakku usai sholat. Aku sendiri lagi nggak sholat. Kakakku balik lagi ke kasur cek-cek ponselnya. Akupun ngecek ponsel sambil sesekali ngobrol sama kakak. Tiap obrolan kami menjadi lebih seru, ponakanku yang tidur di tengah langsung gerak-gerak di balik selimutnya. Hahaha, pasti suara tawa kami sangat mengganggunya. Biarin...hihihi.

Kami akhirnya bangun dan mandi pada pukul ... ah tak usahlah ditulis pukul berapa, ya? Kakak menawari apakah aku mau ke CFD atau makan rawon saja? Pilihannya antara rawon tessy atau rawon nguling? Hmm, aku belum pernah ngerasain rawon yang terkenal itu. Tapi itu berarti aku akan cheating untuk yang kedua kalinya. Okelah tak apa. Coba rawon tessy ... yang ternyata rasanya biasa-biasa saja kalau menurut aku sih. Lebih enakan rawon made by my mother. Tiwas cheating yooo....

Dari rawon tessy kami putar-putar menghindari macet karena ada event mobil hias di dalam kota. Kakak mengajakku ke macipo ... Malang Center Point, sebuah mall yang agak sepi. Di sana belanja buah, dan duduk-duduk di J.Co Donuts. Sebenarnya ini cheating juga, karena resto ini salah satu yang seharusnya tak kukunjungi. Tapi tak apa demi kebersamaan yang indah. Kami foto-foto lagi dan memikirkan caption yang cocok untuk foto yang akan kami aplot di medsos nanti. Hahaha, bener-bener geje.



Sepulang dari J.Co, kakakku langsung tidur di kamarnya. Aku menemani ponakan yang lebih memilih mainan ponsel. Lama-lama aku juga tidur di sebelahnya. Kami bangun usai ashar, dan lalu makan roti yang kami beli di macipo. Roti dengan topping potongan keju yang besaaarrrr...wowww, ini potensial untuk meningkatkan kolesterol ternyata. Aku cheating lagi ... huhuhu. Wah, sambil nulis ini aku baru ingat kami beli kue-kue warna hitam yang menggiurkan karena berisi cokelat cair. Aku belum sempat makan ... tapi tak apa karena makan cokelat berarti cheating untuk yang ke sekian kali, hedewww.

Sambil makan roti keju dan semangka, kami pilih-pilih lagu untuk dinyanyikan bersama. Dengan gap umur yang agak jauh, ponakan selalu menolak lagu yang ditawarkan, alasannya lagunya too jadul, wkkk, sehingga akhirnya pilihan jatuh pada lagu daerah saja. Judulnya Sioh Mama. Yang liriknya ... "ayam hitam, telurnya putih ... mencari makan ... bla bla bla..."

Setelah puas nyanyi, aku buru-buru mandi untuk ngejar jadwal kereta ke Jogja. Hmm, godaannya sudah usai? Belum, karena kecepetan, jadi kami makan dulu di bakso stasiun. Cheating again yaaa ... hmmm. Cheating sambil lihat-lihat tukang baksonya yang menarik karena kembar. Kesimpulannya: Mas yang bikin minum lebih kurus dari kembarannya yang ngeracik bakso ... wkkk oposeh.

Setelah makan bakso langsung cuzz stasiun dan aku masuk ke peron. Good bye, Malang. Always loving this city. Karena ada setumpuk cinta di sini.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES