Rabu, 20 Januari 2016

Menemukan Bakat/Talenta Kita

Setiap orang punya kelebihan dibanding orang lain. Eh, bukan kelebihan berat badan lho ya. Tapi maksudnya di sini kebisaan, bakat, talenta, keahlian, atau apapun itu. Hanya saja kadang kita nggak ngeh, bakat kita tuh sebenarnya apa sih?

Sebuah bakat itu belum tentu sesuatu yang kita jalani dalam pekerjaan sehari-hari, lho. Seperti nih saya misalnya, takdir menggariskan saya untuk bekerja sebagai peneliti. Padahal benarkah saya berbakat menjadi peneliti? Entahlah, mungkin sebenarnya bakat saya di bidang lain (lho kok malah curcol galau ginih).
Back to topik, bakat bukan berarti pekerjaan kita tempat kita mencari nafkah. Bisa saja bakat tersebut berupa hobi yang kita lakukan di waktu luang. Misalnya nulis, nyanyi, masak, berkebun, dan lain-lain. Nah, kalau hobi kita itu terus kita lakukan secara rutin, bisa saja kita kemudian menjadi expert di bidang itu dan kita bisa menjadikan hobi kita itu sebagai pekerjaan utama atau sampingan kita. Nah, sudah hobi dalam arti kita suka melakukannya, eh dapat uang pulak dari situ. Maknyus banget kan? Bilang iya dong.

Nah, buat yang masih bingung apa bakat atau talenta terpendamnya, di bawah ini ada tips untuk menemukan bakat terpendam. Begini ciri-cirinya hingga kita yakin bahwa sesuatu yang kita geluti itu benar-benar bakat kita.

1. Kita menyukai kegiatan itu
2. Kita sering lupa waktu jika melakukannya
3. Kita melakukannya lebih baik dibandingkan orang lain
4. Kita paling suka membicarakan hal itu
5. Kegiatan itu merupakan hal pertama yang kita lakukan di waktu luang
6. Kita sering dapat pujian bila melakukan kegiatan tersebut
7. Uang tidak menjadi masalah jika kita melakukan kegiatan tersebut
8. Kita menjadi sumber bagi orang lain dalam hal tersebut

Nah gimana, sudah diraba-raba, apa sebenarnya bakat kita? Kalau saya, dari poin 1 sampai 8 sudah masuk deh, kegiatan itu yaitu menulis.
1. Saya suka nulis
2. Saya sering lupa waktu kalau lagi nulis (apalagi kalau mepet DL hahaha)
3. Saya melakukan lebih baik dibanding orang lain yang belum berani ngirim naskahnya ke media (hahaha, pede aja ah. Tapi saya tentu melakukan lebih jelek saat nulis buku, karena naskah buku ditolak aje)
4. Saya jelas suka membicarakan tentang nulis.
5. Kalau waktu luang dan gak ada yang ngerecokin tentu saya akan nulis
6. Saya sering dapat pujian kalau nulis, terutama kalau pas ada naskah yang dimuat ya, Alhamdulillah
7. Uang tidak menjadi masalah, dalam arti saya nggak masalah beli buku untuk memperkaya isi otak, untuk referensi menulis. Uang menjadi masalah kalau honor naskah di media nggak turun-turun...hehe
8. Saya menjadi sumber bagi orang lain dalam hal menulis. Waduh, yang ini belum pede sih. Tapi saya pernah ngisi workshop menulis cerita anak, trus saya juga menerima kalau ada teman yang kirim naskah ke saya untuk dikomentari.

Hahaha, kepedean nggak sih kalau saya bilang bakat saya adalah menulis? InsyaAllah tidak, ya. Tapi tentu saja masih perlu banyak berlatih agar bisa menjadi penulis yang lebih baik lagi. Aamiin. Yuks, sekarang coba giliran kamu nyocokin delapan poin di atas dengan kegiatan yang selama ini kamu tekuni...apakah kamu sudah menemukan bakat terpendammu itu? Temukan dan mainkan!

*ide utama dari majalah Lisa (edisinya lupa, saya merobek halamannya sudah lama)

2 komentar:

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES