Jumat, 15 Januari 2016

Manfaat Membaca dan Mengoleksi Buku

Hai, siapa suka membaca buku? Saya! Siapa suka mengoleksi buku? Eh ... saya biasanya minjem, euy. 

Hahaha ... yayaya, membaca buku is very important. Pernah dengar kan bahwa buku adalah sumber ilmu. Buku adalah jendela dunia. Dan masih banyak lagi hal positif tentang buku.


Gambar dari Google

Sejak kapan kita membaca buku? Mungkin beragam jawaban akan diperoleh dari pertanyaan ini. Yang umum, mungkin ya sejak kita dapat membaca. Mungkin di bangku TK, di bangku SD atau bahkan di usia tua karena baru ikut kejar paket A di usia lanjut.

Namun trend yang memang bagus dan seharusnya selalu diaplikasikan akhir-akhir ini adalah membaca buku sejak masih dalam kandungan. Wuewww ... keren kan. Bagaimana caranya. Yah, tentunya bukan si orok yang baca buku sambil bawa lampu belajar dalam perut bundanya (jadi pengen gambar kartunnya, bayi dalam perut plus lampu belajar ... lucu absurd yah). Melainkan, si bunda yang harus rajin membacakan buku untuk debay dalam perut. Walaupun belum ada penelitian ilmiah, sudah pastinyalah ini efeknya bagus banget tuk si debay. Mendengar suara lemah lembut bunda membaca sambil elus-elus perut, it such a very beautiful moment to remember. Pas lagi bacain sambil elus-elus dipotoin bun ... ntar ditunjukin ke anak kalau dia sudah besar. (baiteway, si embak yang nulis emang dulu begitu? nggak ... huaaa, entah kenapa niy ide datang belakangan setelah tiga anak brojol semua. Masak harus nambah anak lagi. Aamiin. Eh, kelepasan deh bilang aamiin....). Saya dulu kadang membaca al qur'an buat anak di dalam kandungan, tapi kalau diingat-ingat kurang intensif alias seingatnya...huaa pengakuan yang menyedihkan. Jadinya nambah lagi nggak nih...hadeh.

Oke back to focus. Membaca adalah sudah pasti bermanfaat. Buktinya perintah Allah yang pertama melalui malaikat Jibril untuk Nabi Muhammad SAW adalah Iqra' alias bacalah. Jadi sudah jelas bahwa membaca ini sangat penting.

Membaca apa? Nah, untuk bayi dalam kandungan tadi, kita tentunya sebagai orang tua membacakan yang baik-baik untuknya. Bisa bacaan Al Qur'an, buku-buku dongeng, buku akhlak terbaik, kisah-kisah nabi, dan lain-lain tergantung selera. Tak jarang bunda yang kebetulan sedang belajar lagi misalnya kuliah atau memnag berkecimpung di dunia akademis, membacakan jurnal-jurnal dan literatur tesis untuk sang bayi dalam kandungan. Haha, nggak papa juga, sekalian belajar ibunya.

Membaca untuk usia sekolah tentu yang utama adalah membaca buku-buku pelajaran. Di samping buku pelajaran, agar wawasan anak berkembang, kita sebagai orangtua sebaiknya membelikan buku-buku lain yang bermanfaat untuk anak. Untuk membuka wawasan dan melembutkan hati. Banyak pilihan buku-buku anak bermutu di toko buku. Kalau nggak punya uang, fasilitasi anak dengan membawanya ke perpustakaan. Masa anak-anak adalah masa bermain dan belajar. Contoh buku yang baik untuk perkembangan otaknya adalah serial petualangan lima sekawan (untuk anak usia SD), dongeng-dongeng binatang (untuk TK dan SD), kisah-kisah pahlawan atau kisah nabi-nabi, dan masih banyak lagi lainnya. Selain itu ada pula buku seri pengetahuan umum bergambar yang bisa menjadi penunjang anak-anak dalam memahami materi sains di sekolahnya. Misalnya seri pengetahuan WHY.

Untuk usia dewasa, biasanya sudah bisa memilih buku sendiri sesuai kebutuhan. Mereka yang suka hiburan akan memilih novel, cergam, atau buku-buku humor. Buku non fiksi penunjang karier juga bisa dibaca. Buku-buku motivasi, buku-buku agama, buku cerita inspiratif, travelling, resep masakan, biografi, dan lain-lain. 

Membaca buku membuat kita mengenal negeri-negeri yang jauh. Menjadikan kita orang yang lebih kreatif. Menjadikan kita orang yang lebih religius. Menjadikan kita orang yang lebih baik. Otak kita mendapat asupan pengetahuan setiap hari dengan membaca. Membaca setiap hari akan menghindarkan kita dari kepikunan.

Nah sekarang bagaimana halnya dengan mengkoleksi buku? Kalau bisa pinjam, untuk apa membeli? Mungkin ada yang punya motto beginian, ya, hahha. Tapi kadang ada buku yang benar-benar bagus, yang membuat kita ingin mempunyainya, untuk dibaca berulang tiap dibutuhkan. 

Saya punya cerita tentang hal ini. Waktu kuliah ada satu buku yang saya pinjam dari persewaan buku. Judulnya Celestine Prophecy. Demikian terbius saya dengan buku yang satu ini sehingga setelah saya akhirnya bekerja dan punya gaji sendiri, buku ini termasuk barang yang pertama-tama saya beli. Oh ya, sebelumnya saya termasuk beruntung karena orangtua saya tidak pelit soal kebutuhan membaca putra-putrinya. Jadi sejak kecil saya dan kakak sudah punya beberapa buku untuk koleksi.

Saat saya menikah dan punya anak, tentu saja saya juga menyediakan budget untuk membelikan  buku anak-anak saya. Alhamdulillah, si sulung sudah menunjukkan minat membaca sejak ia bisa membaca di TK B. Adik-adiknya ... semoga akan mengikuti jejak sang kakak.

Ada lho orang yang menganggap bahwa mengkoleksi buku itu adalah perbuatan yang sia-sia. Buku ditumpuk dianggurkan gitu, buat apa? Gitu katanya. Kalau dikiloin kan jadi duit? Astagaa, dikiloin, noooo! 

Jadi bagaimanakah agar tumpukan buku kita itu tidak kelihatan mubazir tapi dapat lebih bermanfaat lagi? Ada beberapa cara, yaitu:

1. Koleksi buku untuk referensi menulis. Semakin banyak buku yang kita miliki, seharusnya semakin banyak karya tulis yang kita buat. Jadi manfaat buku tersebar melalui tulisan-tulisan kita di berbagai media. Even sebuah media sederhana seperti blog atau bahkan status FB.

2. Dimanfaatkan sebagai perpustakaan atau taman bacaan. Nah, modal banget kan punya buku bejibun. Tinggal ruangan dan rak-rak saja yang harus disediakan. Orang lainnantinya  ikut mendapat ilmu dari buku. Kalau perpustakaannya berbayar, kita bisa memanfaatkan uang masuk untuk pemeliharaan buku atau bahkan menambah koleksi dengan buku-buku terbaru.

3. Disumbangkan pada taman bacaan di pedesaan atau panti. Nah, ini juga bagus. Sortir secara berkala koleksi bukumu, dan sumbangkan sebagian. Kita tebar ilmu dan amal sekaligus.

4. Dijual. Pada saat kepepet, buku juga bisa dijual. Bahkan buku-buku langka dapat dijual lebih tinggi dari harga semula.

Nah, banyak kan, manfaat membaca dan mengkoleksi buku. Ayo, mulai membaca dan membeli buku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES