Kamis, 06 Februari 2020

7 Tips Mengajak Lansia Terkasih Jalan-Jalan


Hai, menyambung postingan saya bulan Januari lalu, saya ingin membagikan tips liburan bersama lansia terkasih. Aih, siapa sih lansia terkasih itu? Orangtua kita ya, yang sudah beranjak ke usia kepala 6 atau kepala 7 seperti mama-papa saya. Bulan Januari lalu mereka berkunjung ke Makassar dan liburan happy-happy selama 7 hari bersama anak-mantu-cucu, alhamdulillah. Berikut tujuh tips dari saya:

1. Di awal liburan, jelaskan rencana destinasi wisata

Pada kunjungan orangtua saya kemarin ke Makassar selama satu minggu, beberapa rencana kami susun dan diskusikan bersama mereka. Rencananya nggak usah terlalu saklek, tapi ditambahi dengan beberapa destinasi alternatif. Perubahan apapun harus selalu dinikmati dengan senang hati.

2. Sebelum menentukan destinasi kuliner, tanyakan mereka ingin makan apa

Walaupun sudah tua, tak berarti kemudian orangtua sudah tak lagi memiliki selera terhadap jenis makanan tertentu. Contohnya kedua orangtua saya, saat ditanya ingin makan apa, jawabannya mencengangkan. Mereka ingin makan sate madura, kepiting, dan sop konro. Jenis-jenis makanan yang saya dan suami sudah batasi sesedikit mungkin. Tapi karena ingin menyenangkan hati kedua orangtua, maka hayuk aja, kami antar ke destinasi kuliner yang mereka inginkan. Ssst ... ternyata kadar kolesterol papa saya normal, beda banget dengan saya yang harus hati-hati menyantap seafood dan lemak, huhuhu.

Makan kepiting

3. Pilihkan toko oleh-oleh yang menjual banyak ragam pilihan

Dalam suatu perjalanan, orangtua suka sekali membeli oleh-oleh. Demikian juga dengan kedua orangtua saya. Mereka suka toko yang tidak terlalu besar tapi komplit sehingga berbagai pilihan oleh-oleh ada di sana. Pada sebuah toko oleh-oleh di daerah dekat Pantai Losari, kedua orangtua saya memborong dompet khas Makassar dan songkok bugis. Lebih bagus lagi jika kebetulan pemilik toko adalah orang yang ramah, dan sesama lansia juga. Biasanya sesama lansia suka ngobrol, lho.

Opa diskusi dengan pemilik toko oleh-oleh

4. Pahami penyakit mereka sehingga kita bisa menyiapkan obat ringan untuk pertolongan pertama

Sesehat apapun seorang lansia, pasti memiliki keluhan entah itu lutut yang sering sakit, badan pegal-pegal, dan keluhan lainnya. Mama saya lutut kanannya sering sakit, sedangkan papa mudah pegel-pegel. Kalau papa harus cukup istirahat, kalau mama harus sedia minyak beruang yang gold. Jadi ya nggak perlu selalu jalan sepanjang hari, selalu kudu disediakan waktu rehat. Dan untuk mama saya, karena minyak beruangnya ketinggalan, saya belikan di toko terdekat. Alhamdulillah walau saya belum pernah ketemu beruang, tapi minyak beruang banyak tersedia di toko-toko di Makassar. Memang asalnya minyak beruang dari Makassar, sih, hehehe.

5. Dalam perjalanan darat yang memakan waktu lama, tawarkan untuk berhenti untuk istirahat

Kemarin kami sempat ke Bone, dan perjalanan Makassar ke Bone memakan waktu lima jam melalui darat. Buat saya yang usia jelita saja sudah lumayan bikin pegal badan. Apalagi buat mama-papa saya. Jadi saya dan suami selalu menawarkan diri untuk singgah beristirahat. Dalam perjalanan pp kemarin, kami sempat rehat di rumah makan dan rest area.

6. Jangan lupa ambillah gambar untuk kenang-kenangan

Hai, bukan kita-kita aja yang (merasa) muda yang suka poto-poto selpi-selpi, para lansia terkasih juga suka membuat foto untuk kenangan. Mereka senang memeluk cucu-cucu dan mengabadikannya melalui jepretan kamera. Jadi, jangan segan untuk memotret dan meminta mereka bergaya, ya!

Yihaaa (setting pantai Losari)

7. Sabar adalah koentji.

Di atas semua tips itu, yang paling penting adalah kita harus sabar. Para lansia terkasih ini walaupun dulu mungkin kita kenal sebagai orang yang disiplin waktu dan menepati janji, sekarang mulai agak geser-geser bukan karena berubah prinsip namun lebih karena mulai sering lupa. Dibilang siap pergi jam 9, jam 9 masih leha-leha ... hahaha. Jadi harus sabar mengingatkan berkali-kali jadwal acara liburan. Ingat, lupa itu bukan disengaja, melainkan faktor usia, dan kemungkinan kita semua bisa mengalami fase itu. Maka bersabarlah, dan kelak orang akan bersabar untukmu pula. Fokus pada tujuan liburan bersama orangtua, bahwa itu semua untuk menyenangkan hati mereka. Dan kita juga harus senang, makanya nggak usah saklek sama waktu kalau liburan bareng lansia terkasih, yaa...

2 komentar:

  1. wah kalau ibuku suka abnget kaalu dijaka jalan2 dan ga rewel, beda dengan mertua,

    BalasHapus
  2. iya mbak, mungkin mertua lebih ke tipe orang rumahan ya ...

    BalasHapus

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES